1.1 Latar Belakang
Animasi merupakan gambar bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang ditentukan pada setiap waktu. Animasi juga disebut sebagai hasil pengolahan gambar tangan menjadi gambar bergerak terkomputerisasi.
Animasi grafis tersedia dalam satuan mata kuliah di program studi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta, dalam mata kuliah animasi grafis mahasiswa diharuskan untuk memahami materi animasi secara lebih lanjut yang kemudian pembuatan animasi pendek yang terdiri dari keutuhan waktu sebanyak tiga menit. Mahasiswa dibebaskan untuk membuat animasi dengan ide cerita yang dimilikinya atau cerita legenda atau rakyat yang sudah beredar sebelumnya.
Animasi “bontot’ menceritakan seorang anak berlatar belakang keluarga betawi sedang bercakap dengan emak nya di siang hari yang sedang terik dan terasa panas, emak memiliki ide untuk menginginkan sesuatu yang terasa segar untuk dikonsumsi pada saat itu juga, emak menyuruh bontot untuk membeli bakso namun bontot terasa sulit untuk melakukannya. Bontot merupakan panggilan nama dari emak nya kepada anak nya, karena anak tersebut merupakan anak terakhir dari dua bersaudara sehingga panggilan nya bontot atau tot.
1.2 Tujuan
Animasi “bontot” dibuat untuk memenuhi sekaligus sebagai syarat lulus nya pembuat animasi dalam mata kuliah Animasi Grafis semester genap program studi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta. Dalam pembuatan animasi ini kami mendapat pengalaman baru dalam pembuatan animasi pendek baik secara pra produksi, produksi hingga pasca produksi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan animasi “bontot”.
Kemudian pembuatan animasi “bontot” diharapkan menjadi referensi bagi penonton animasi “bontot” sehingga dapat membuat karya animasi yang lebih baik dari segi estetika animasi yang ada.
1.3 Manfaat
Sebagai pembuat animasi “bontot” hal ini menjadi pengalaman baru dan baik untuk mengenal proses pembuatan animasi meskipun dengan durasi singkat, dengan hal tersebut membuat kami tahu bagaimana proses hingga hasil dari pembuatan animasi secara langsung. Kemudian animasi “bontot” juga merepresentasikan atau mengenalkan budaya keluarga betawi yang diperankan oleh emak dan bontot melalui logat bahasa yang digunakan dan diucapkan, selain itu budaya mengkonsumsi bakso juga merepresentasikan budaya orang Indonesia dalam
keadaan ruang dan waktu apapun selalu menjadi hidangan utama yang dimakan oleh orang Indonesia.
LANDASAN TEORI
Film animasi mulai ditemukan serta dikembangkan sejak abad ke-18, film animasi yang dibuat dominan menggunakan teknik stop motion, teknik tersebut menggunakan serangkaian gambar diam atau sebagian frame yang digabungkan menjadi kesatuan kemudian menimbulkan kesan gambar tersebut bergerak. Teknik tersebut sangat sulit dilakukan karena membutuhkan waktu yang banyak serta menggunakan biaya yang banyak. Orang Amerika yang menjadi pionir atau pemantik dalam menggunakan teknik stop motion yaitu James Stuart Blackton, beberapa film yang diciptakannya dengan menggunakan teknik stop motion yaitu The Enchanted Drawing (1900) dan Humorous Phases of Funny Faces (1906).
Setelah berkembangnya waktu dan seiring berjalan nya perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga menyanggupi perkembangan zaman dan target pasar yang semakin meluas, mulai bermunculan animasi yang dibuat menggunakan teknologi komputer yaitu animasi 2 dimensi (2D), animasi 3 dimensi (4D) hingga hadir animasi 4 Dimensi (4D) yang memiliki karakter dan proses yang berbeda dari setiap jenis nya.
Dalam bidang animasi, terdapat seorang tokoh yang dianggap berjasa terhadap animasi dengan mengembangkan film animasi, yaitu Walt Disney. Walt Disney memiliki karya yang terkenal hingga saat ini yaitu Mickey Mouse, Donald Duck, Pinokio, dan karakter lainnya. Walt Disney menciptakan animasi pertama yang memiliki warna dengan judul Flower and Trees (1932). Hingga saat ini karakter dan animasi Walt Disney masih dapat dinikmati, tidak hanya dalam bentuk karya film animasi, tetapi juga beberapa produk lainnya yang menggunakan karakter ciptaan Walt Disney seperti arena bermain Disney World, platform streaming film Disney+ Hotstar dan berbagai jenis produk lainnya hasil perkembangan karakter Disney.
Perkembangan animasi mengalami pergerakan hingga lima babak yaitu, pada tahun 1900 merupakan era animasi sebelum menjadi film dan menggunakan kamera, dimulai sejak ditemukan gambar sekuen di dinding gua pada masa pra sejarah hingga penemuan dan eksperimentasi mainan optik dan beragam alat yang dipicu oleh publikasi paper oleh Peter Roger pada tahun 1824 dengan judul “The persistence of Vision Regard to moving Object”. Kemudian pada tahan 1927 merupakan awal sinema berkembang setelah Lumiere brothers mengenalkan alatnya yaitu “Cinematographe” di Perancis. Eksperimentasi gerak dan teknik serta sinematografi mulai digunakan pada zaman ini. Tahun 1928-1957 menjadi era emas animasi, karena telah mencapai keberhasilan pada bidang komersial, teknik, dan artistik, era tersebut diidentikkan dengan zaman Disney karena mendominasi animasi dunia yang memunculkan karakter Micky Mouse. Pada tahun 1958-1985 animasi mulai muncul di layar
televisi ketika media elektronik menggeser layar lebar bioskop sebagai media baru untuk menikmati animasi. Dan pada tahun 1986-2010 seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin memadai, mulai terciptanya animasi dengan berbagai proses penciptaan seperti animasi 3D panjang pertama yaitu Toy Story (1995) dari studio Pixar.
METODE
Metode pembuatan animasi “bontot’ menggunakan teknik stop motion yang memerlukan beberapa gambar digabungkan menjadi satu kesatuan adegan, sebelum proses produksi tentu memerlukan materi awal seperti naskah dan storyboard yang dibuat.
INT - RUANG UTAMA - DAY
Cast: Bontot, Emak Emak dan Bontot sedang berada di rumah berdua dengan kucing peliharaan nya, Emak dan Bontot memiliki latar suku betawi dan hidup di lingkungan yang dominan dengan suku betawi. Pada siang hari itu, cuaca terasa sangat panas dan terasa gerah hingga di dalam rumah, Emak yang sedang santai menginginkan sesuatu yang segar untuk dinikmati saat itu, yaitu bakso. Bakso menjadi sesuatu bahkan budaya orang indonesia yang dapat dinikmati tanpa kenal cuaca, keadaan, dan siapapun.
Cuaca panas terasa hingga kedalam rumah, terlihat seekor kucing sedang tidur di depan kipas angin, dan suara siaran televisi menemani hangat nya matahari hari itu. Bontot dan Emak sedang rebahan di depan televisi kemudian ingin merasakan sesuatu yang segar. EMAK
(Melihat ke arah bontot)
BONTOT
(Melihat ke arah emak)
EMAK
(Menghela nafas) hssssssphuuuufff.
BONTOT
(Melihat ke arah emak)
Emak merasa heran dengan diem nya Bontot pada siang itu dan mencoba menanyakan nya. EMAK
Diem bae lu tot
BONTOT
Lah ngapa mak
EMAK
Ora maen?
BONTOT
Ora
EMAK
(Melihat ke arah bontot)
Kucing tidur nyenyak diantara percakapan mereka dan hangat nya suhu pada siang hari itu. Suara tv masih menyertai perbincangan dan ruangan tersebut. Emak meminta ke Bontot untuk membelikan sesuatu yang dirasa segar dikonsumsi pada saat itu.
EMAK
Beli apa ge tot yang seger, mulut sepet bangat ini.
BONTOT
Lah apa mak
EMAK
Lah apa ge yang seger
BONTOT
(nada sedikit meninggi) Lah apa mak
EMAK
(nada meninggi) Lah apa ge, ditanyain malah nanya balik.
Bontot melihat lirik ke arah emak, emak memainkan handphone.
Suara siaran tv masih terdengar dan kucing pun masih tertidur pulas. Emak memberikan solusi yaitu membeli bakso untuk Emak dan Bontot pada siang hari itu, Emak pun menyuruh Bontot untuk membeli Bakso di Mang Subur.
EMAK
Beli baso ge tot di mang subur sana.
BONTOT
Lah jauh mak, awang panas.
EMAK
Buset dah, kamu naek motor apa jalan kaki?
BONTOT
Tetep ge mak, panas.
Emak merasa geram dengan respon Bontot yang malas membeli baso, Emak pun emosi nya meningkat.
EMAK
Timbang beli baso doang tot, biar seger ini panas panas resep ngebaso. Bontot yang tidak menerima ucapan emak kemudian menjawab ucapan Emak dengan kesal. BONTOT
Lah coba ge emak keluar sekarang, panas mak.
EMAK
Kamu dimintain tolong malah nyuruh balik.
BONTOT
Emak emang minta tolong? kaga ge bilang tolong cuma nyuruh beli baso doang di mang subur.
Emosi Emak menurun saat Bontot mengucapkan kalimat seperti itu.
EMAK
Elah tot
BONTOT
Elah mak
Emak mencoba cara yang halus untuk merayu Bontot agar mau membeli bakso di mang subur agar rasa ingin mengonsumsi yang segar tercapai.
EMAK
(menghela nafas) Bontot ku sayang.. kesayangan nya emak.. bontot emak.. tolong beli baso dong di mang subur.. biar resep ini panas panas jadi seger...
BONTOT
Iya mak, tar yak jam 3 masi males
Emak pun geram.
EMAK
(nada tinggi) Emak udah minta tolong baek baek tapi kamu malah ntar lagi, mesti gimana lagi emak, mak pengen baso tot ya ampun.
BONTOT
Iya iya, gausah marah marah napa mak
EMAK
Yang bikin emak marah siapa?
BONTOT
Ya emak sendiri lah, siapa suruh marah marah, udah tau anak nya imut begini masih aja dimarahin.
EMAK
Udah beli baso dulu tot et dah.
BONTOT
Iya mak.
EMAK
Es campur sekalian tot.
BUMPER OUT DAN CREDIT TITLE.
DEEP TO BLACK
INT - RUANG UTAMA - DAY
Hujan membasahi rumah emak dan bontot, suhu dingin pun menemani emak dan bontot pada siang hari itu. Emak kemudian menginginkan sesuatu yang segar, yaitu bakso mang subur. Namun saat ingin membeli nya, terhalang lah hujan yang mengguyur.
EMAK
(Suara hujan terdengar) Tot, emak pengen yang seger tot
BONTOT
Apaan mak yang seger.
EMAK
Beli baso napa tot, emak kepengen
BONTOT
Lah ujan mak, gimana beli nya
EMAK
DoFood tot, make hp kan bisa, gitu ge bingung.
BONTOT
Lah ujan mak, kasian abang nya keujanan
EMAK
Palingan ge dia neduh tot, kalo gak kan bisa make jas ujan.
BONTOT
Tetep ge kasian mak
EMAK
Kamu ngapa susah amat si, timbang mesen DoFood ge, heran
BONTOT
Eiyadah.
FADE OUT
(Sumber: Naskah animasi “Bontot”)
Storyboard
PEMBAHASAN
Gambar 23. Dubbing karakter bontot
Proses dubbing karakter bontot diperankan oleh Rizka Afandi, pemilihan Rizka Afandi sebagai pengisi suara karakter bontot karena memiliki karakter suara yang mirip dengan anak yang masih tumbuh berkembang atau masa-masa pubertas, sehingga menggunakan suara dari Rizka Afandi. Saat proses perekaman suara memiliki kendala dimana Rizka tidak memiliki latar belakang betawi sehingg perlu latihan lebih dulu untuk belajar menggunakan logat betawi.
Gambar 24. Dubbing karakter emak
Proses dubbing karakter emak diperankan oleh Arasya Salshabilla, pemilihan Arasya sebagai pengisi suara karakter emak karena memiliki karakter suara seperti emak di daerah betawi, yaitu memiliki suara yang melengking dan logat menekan yang berbeda pada umumnya, terlebih lagi Arasya memiliki latar belakang betawi sehingg mengerti bagaimana logat betawi semestinya digunakan dalam pengisi suara karakter emak.
Gambar 25. Proses pewarnaan dari sketsa.
Pewarnaan karakter dan latar dilakukan menggunakan aplikasi Photoshop, pemilihan aplikasi tersebut karena kami lebih menguasai penggunaan Photoshop dibanding dengan aplikasi lainnya, meskipun menguasai aplikasi tersebut namun tetap ada kekurangannya seperti memerlukan durasi yang lama dibanding menggunakan aplikasi yang professional. Proses pewarnaan dilakukan satu per satu sketsa dan pergerakan yang telah dibuat sehingga proses pembuatan animasi dengan teknik stop motion dapat dilakukan.
Gambar 26. Proses editing stop motion
Penggabungan hasil gambar yang sudah diberi warna dan rekaman suara karakter bontot dan emak di gabungkan menggunakan aplikasi adobe premiere, pemilihan aplikasi tersebut karena kami lebih menguasai aplikasi tersebut, sehingga akan memudahkan proses akhir dalam pembuatan animasi “bontot”.