Memahami Codec

0

Semua videografer dan editor pasti tahu tentang codec. Faktanya, hingga saat ini masih terdapat yang mengalami masalah pada file videonya. Seperti halnya proses rendering lama, file yang terlalu berat, export sering mengalami gagal, nge-hang, dll. Masalah itu banyak yang menyalahkan hardware yang mengharuskan tambah memori, hardisk penuh, harus ganti VGA, dsb. Namun belum tentu! Kemungkinan hal itu terjadi karena dengan codec yang tidak tepat dalam penggunaaanya.


Mengutip berdasarkan FCP, codec MPEG-4 atau H.264 terbilang ‘ganas’ jika digunakan pada timeline editing langsung. Yang dimaksud dengan ganas disini yaitu memori dan prosesor akan bekerja lebih keras ketika menggunakan codec ini. Gejala ini disebabkan MPEG-4 dan H.264 termasuk codec interframe dan log-GOP. Codec ini tidak disarankan karena tidak bersahabat dengan software editing. Sedangkan codec-codec inilah yang justru beredar di pasaran. Banyak yang mengira bahwa dengan hanya menentukan tipe filenya saja sudah cukup. Padahal yang mereka tentukan hanya sebatas kulitnya saja.

A. Apa itu Codec?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang jenis-jenis codec. Tentunya kamu harus tahu tentang pengetian dari codec. Codec adalah singkatan dari codec-decoder atau compressor-decompressor. Namun, banyak juga yang menyebutnya compressor. Pada software editing, grafis, animasi, converter, atau apapun itu yang berhubungan dengan video, tentunya Kamu akan disuruh menentukanajenis codec, atau compressor.

Contoh software converter.


Contoh dalam setting project FCP.


Contoh ketika export di Adobe Premiere.


B. Mengapa video harus dikompres?

Sederhana. Berapa resolusi full HD? 1920 x 1080 piksel. Misalkan setiap piksel adalah 8 bit yang merepresentasikan warna, dan video itu berdurasi 10 detik dalam 25 fps . Coba kita bisa hitung berapa besaran filen jika tanpa dikompres. (1920 x 1080) x 8 x 250 = 4.147.200.000 bit = 518 MB Artinya tanpa kompresi, semua industri media akan bangkrut sehingga tidak ada komputer yang mampu memutarnyaa(karena data yang harus diputar peradetiknya luar biasa besar).

Codec menjadi solusinya dengan mengkompres file video ratusan hingga ribuan kali lebih kecil. Codec ini mempunyai prinsip yang hampir sama dengan file zip atau rar. Yang membedakannya adalah kalau zip itu mempersingkat karakter yang berulang dalam sebuah file doc misalnya). Sedangkan codec mempersingkat piksel yang berulang dalam setiap framenya. Berikut jika dilihat dalam algoritma: 

C. Perbedaan Codec dan Container

Masih banyak orang yang salah paham dengan mp4 itu sama dengan mpeg-4. Sejatinya itu berbeda. Mp4 itu format file seperti halnya doc, jpg, mp3, dll. Dalam terminology video, mp4, mkv, mov, mxf, dsb itu disebut container. Sedangkan mpeg-4 merupakan codec yang adaadi dalam containeratersebut. Sederhananya, container itu adalah kemasan yang membungkus data video, audio, plus codec yang sebgai penerjemahnya. Dapat disimpulkan bahwa mpeg-4 tidak bisa disamakan dengan mp4. Namun mp4 sama dengan avi, mov, mkv, dll. Lucunya masih banyak para editor yang tidak paham dengan hal ini dalam proses editing padahal setiap file yang masuk dalam software editing bisa saja berbeda beda. Hal itu yang menyebabkan proses render lama, nge-lag, error, dsb.

Berikut ini hal penting bagi kalian akan melakukan editing: 

  1. Semua file memiliki codec yang sama 
  2. Codec yang digunakan bersahabat dengan software editing 

D. Cara Melihat Codec?

Pada dasarnya software bisa memutarkan file video, itu berarti sebuah software mampu mengenali codec-nya. Jikalau tidak dapat dikenali video tidak dapat diputar, kamu harus mengupdate player atau menginstal paket codec seperti K-Lite Codec park. Di Quick Time Player contohnya. (klik Window > Movie Inspector)

Kamu juga dapat melihat di Media Player Classic, VLC, software-software converter, juga di software editing.


Catatan: Pada setiap software dalam penyebutan nama kadang tidak selalu sama. Ada yang menyebutnya dengan namanya (misalnya GoPro AVCaencoder, XDCAM HD422, HDV, dll). Dan ada juga yang menyebutnya lebih general (misalnya mpeg-2). 

E. Kesimpulan 

Kesimpulan yang kita dapat setelah membaca artikel diatas , Kita dapat mengetahui bahwa: 

  1. Yang mempengaruhi kualitas video, juga performa mesin editing adalah codec 
  2. Codec bisa memiliki container apapun: mxf, mov, mkv, mp4, dll 
  3. Codec berjenis interframe (seperti H.264) memiliki file yang lebih kecil daripada intraframe (seperti Apple ProRes 422). Dengan codec intraframe kerja mesin editing akan lebih optimal. 
  4. Kalau spek editing dan hardisk kamu minim, kamu bisa menggunakan proxy selama proses offline/roughcut, setelah itu difinishing dengan resolusi tinggi saat online.


Oleh FATURAHMAN

F. Daftar Pustaka

Nurdiman, Dani. 2016. “Segala Hal Tentang CODEC Yang Wajib Diketahui Setiap Videografer dan Editor”. Rumah Editor.com. http://rumaheditor.com/segala-hal-tentang-codec-yang-wajib-diketahui-setiap-videografer-dan-editor/. 10 September 2021.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)