Asal Mula Kota Surabaya

0

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Film animasi merupakan tontonan yang sangat disukai oleh anak- anak, penayangan film animasi adapun manfaat yang diperoleh untuk anak yaitu imajinasi yang dibutuhkan dan baik untuk perkembangan anak. Namun tidak hanya sisi positif yang bisa diambil oleh anak, melainkan sisi negatifnya juga ikut terekam oleh anak, misalnya perilaku buruk yang ada pada karakter film kartun atau animasi yang dilihatnya seperti kebohongan, kenakalan, dan perilaku tidak terpuji lainnya sehingga memberikan nilai edukasi yang tidak baik terhadap perkembangan anak. Perkembangan anak usia dini sangat dipengaruhi oleh nilai nilai budaya, contohnya anak diperkenalkan pada ucapan dan perilaku yang baik seperti kapan mengucapkan terimakasih, maaf, tolong dsb. Selain itu anak juga diajarkan untuk bisa membedakan antara benar dan salah, nilai kejujuran, keadilan, persahabatan dan tingkah laku prososial.

Namun dengan berkembangnya informasi teknologi yang begitu pesat, berbagai hiburan seperti game dan film kartun dengan mudah diakses, dimana isi hiburan tersebut sarat akan budaya luar, bahkan terkadang memuat kekerasan secara verbal maupun visual. Kurangnya media pembelajaran dan tontonan yang dapat membantu mengarahkan anak untuk berperilaku sesuai norma dan budaya lokal menjadi salah satu masalah tersendiri. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dirumuskan sebuah solusi yaitu merancang animasi cerita rakyat “Asal Mula Kota Surabaya” sebagai media pembelajaran anak masa kini.

Generasi muda saat ini sudah tidak begitu tertarik dengan cerita-cerita daerah yang lebih menekankan pada unsur mitos tradisional. Padahal banyak sekali cerita rakyat yang sudah melegenda secara turun temurun di masing-masing budaya yang ada di Indonesia ini. Kebanyakan yang kita dengar hanya beberapa saja, padahal sebenarnya ada banyak sekali legenda-legenda yang ada di Indonesia. Animasi pendek “Asal Mula Kota Surabaya” ini berdasarkan kepada kisah dibalik legenda kota Surabaya. Animasi pendek ini menceritakan tentang kisah perkelahian antara ikan hiu dan buaya yang tidak pernah berakhir. Ikan Hiu dan Buaya tersebut kemudian dikenang sebagai lambang dari kota Surabaya.

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan karya tersebut adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Editing Drama dan juga sebagai protofolio karya milik penulis serta rekan-rekan. Selain itu, karya tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi para penonton untuk dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi di kehidupan kita.

LANDASAN TEORI

1. Dasar Teori

a. Cerita Rakyat Surabaya

Dahulu kala, hiduplah seekor ikan sura (ikan hiu) dan baya (buaya) yang selalu bermusuhan. Keduanya sering terlibat perkelahian demi memperebutkan wilayah kekuasaan. Namun, perkelahian tersebut selalu seri, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Akhirnya, kedua hewan tersebut membuat perjanjian untuk membagi wilayah kekuasaan. Sura menguasai wilayah perairan, sedangkan baya menguasai daratan. Selama beberapa saat, keduanya hidup tenteram dan damai. Namun, perkelahian terjadi kembali ketika sura melanggar perjanjian. Sura memasuki wilayah baya, yaitu sungai. Sura menganggapnya sebagai bagian dari wilayah perairan. Baya pun merasa tertipu dan marah. Kedua hewan tersebut akhirnya berkelahi lagi. Keduanya saling menerkam dan menggigit satu sama lain.

Perkelahian berakhir setelah sura merasa kesakitan dan kembali ke laut. Baya pun merasa puas karena berhasil mempertahankan wilayah kekuasaannya. Cerita sura dan baya di atas menjadi asal usul nama Surabaya. Jadi, Surabaya berasal dari gabungan kata sura dan baya. Sura artinya berani dan baya artinya bahaya. Sura dan baya secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi bahaya yang datang. Pemerintah setempat pun menggunakan hewan sura dan baya sebagai lambang kota Surabaya.

b. Film

Menurut Beny dalam Santi dan Purnama (2014: 45) Film adalah karya cipta dan budaya yang merupakan salah satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya dengan tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya.

Penjelasan menurut penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa film merupakan karya seni serta sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan yang lebih mudah diterima dengan cepat oleh masyarakat. Kebanyakan film-film yang ditayangkan di televisi, bertujuan untuk menghibur dan ada beberapa film yang menyampaikan pesan moral.

c. Animasi

Menurut Kurniawan dalam Santi dan Purnama (2014: 45) Animasi merupakan kumpulan dari gambar-gambar diam yang ditampilkan satu persatu secara cepat sehingga gambar tersebut seolah-olah nampak bergerak. Sedangkan Menurut Firmansyah dan kurniawan (2013: 24) Animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Animasi dapat diartikan gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. dapat disimpulkan bahwa, animasi adalah merupakan cara untuk menggerakkan objek gambar diam agar seolah-olah gambar nampak bergerak. Manfaat animasi sebagai media hiburan, media iklan, dan media ilmu pengetahuan, dalam proses pembuatan animasi cukup rumit serta menyita banyak tenaga dan waktu.

d. Animasi 2D

Menurut Prabowo dan Kurniawan (2012: 9) animasi 2D adalah animasi yang memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y). Animasi yang paling akrab dengan keseharian kita biasa juga disebutmdengan animasi kartun. animasi 2D disebut dengan film kartun. kartun sendiri berasal dari kata cartoon, yang berarti gambar yang lucu. Memang, film kartun ini kebanyakan film lucu dan animasi ini termasuk film animasi yang paling dekat dengan kesaharian kita.

Penjelasan menurut penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa, Film 2D adalah film kartun yang berarti lucu, dan memang film kartun ini menyajikan suatu tontonan yang lucu. Film 2D ini juga termasuk tontonan yang paling dekat dengan kehidupan sehari- hari pada saat itu, sebelum adanya film animasi 3D yang secara perlahan menggeser film animasi 2D. Namun film animasi 2D memiliki penggemarnya sendiri sehingga masih bisa bertahan sampai saat ini.

METODE PELAKSANAAN

1. Pra Produksi

Pada tahap ini penulis melakukan proses pembuatan konsep agar dapat sesuai film animasi 2D serta layak dan baik di publikasikan. Kemudian mengumpulkan berbagai data yang didapatkan dari internet dan sosial media, untuk nantinya dapat digunakan dalam proses pembuatan film animasi 2D.

Menurut Putra dan Purwanto (2015: 23) terdapat 3 tahap perancangan film yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan tahap dalam pembuatan film, kegiatan ini berhubungan dengan persiapan sebelum melakukan produksi. Tahap ini berjalan cukup lama bahkan terkadang sampai menyita waktu dari proses produksi. Tahap pra produksi terdiri dari beberapa langkah, antara lain pembuatan skenario, karakter animasi dan story board.

a. Skenario

Dalam tahap ini penulis menentukan ide cerita sesuai dengan tema yang ditentukan pada mata kuliah animasi grafis yaitu tentang cerita rakyat. Ide cerita yang dipilih dalam karya ini adalah cerita legenda Surabaya yang menceritakan perkelahian antara ikan hiu sura dan buaya. ide ini dipilih karena penulis merasa cerita ini sangat dekat dengan dirinya dan cerita ini suda familiar di kalangan masyarakat sekitar.

setelah pemilihan ide penulis melanjutkannya dengan membuat premis, treatment dan kemudian skenario. penulisan scenario sendiri beberapa ada perubahan dari adaptasi cerita rakyat yang beredar di internet maupun cerita yang ada di masyarakat. Ada beberapa penambahan dan pengurangan cerita untuk kebutuhan tugas dan menjaga keoriginilitasan karya. Meskipun ada beberapa perubahan, tidak mengganggu pesan cerita aslinya.

Asal Mula Kota Surabaya ditulis oleh

Dimas Fajar

1. EXT. HUTAN BELANTARA – DAY

CAST: BAYA, SURA

Suasana hutan yang damai nampak beberapa hewan saling berburu dan mencari mangsa untuk memenuhi kebutuhannya. SURA sekekor ikan hiu berwarna biru yang menguasai lautan terlihat berenang kesana kemari untuk mengintai mangsanya. BAYA seekor buaya buas yang berkamuflase untuk menyergap mangsanya di daratan

Narator membuka adegan melalui orientasi cerita.

NARATOR

(VO)

Pada zaman dahulu… sebelum ada batas yang jelas

antara laut dan daratan, semua hewan bebas

mencari makanan dimana saja. Hewan darat bisa

berburu di laut, dan hewan laut pun bisa

berburu di darat. cerita antara ikan hiu sura

dan buaya pun dimulai..

FADE OUT:

2. EXT. TEPI LAUTAN – DAY

CAST: BAYA

Buaya tampak di tepi laut dengan wajah bosan dan termenung. ia melihat ikan ikan dilaut berloncatan yang menggugah nafsu makannya.

NARATOR

(VO)

Suatu hari buaya merasa bosan dengan makanannya

di darat, sehingga ia mulai mencoba berburu

dilaut.

BAYA

(tersenyum licik)

Hmmm... makan ikan segar enak nih kayaknya

Buaya yang sudah tidak sabar karena tergoda melihat ikan yang berloncatan, langsung berenang menuju laut untuk memangsanya.

NARATOR

(VO)

Padahal di laut adalah wilayah milik ikan hiu

sura yang sangat buas.

DISSOLVE TO:

3. EXT. LAUTAN – DAY

CAST: BAYA

Buaya berenang menyusuri lautan. Terlihat banyak aneka ikan yang membuat buaya bingung karena terlalu banyaknya makanan di lautan. para ikan melarikan diri karena kedatangan buaya.

BAYA

waaah.. banyak ikan..

4. EXT. LAUTAN – DAY

CAST: SURA, BAYA

Sura yang sedang bersantai di dassr laut melihat perilaku Baya. Sura memergoki Baya yang sedang berburu di wilayahnya. Sura

marah dengan perilaku Baya dan berusaha mengusir Baya untuk kembali ke daratan.

NARATOR

(VO)

mengetahui hal tersebut Sura sangat marah

dengsn sikap buaya. Sura segera mengusir

buaya kembali ke daratan.

SURAA

Apa yang kamu lakukan disini!

BAYA

Aku hanya ingin mencari ikan segar

SURA

Hiah, Lautan adalah wilayahku! Pergi kamu! Kembalilah ke wilayahmu!

Buaya mengurungkan niatnya untuk berburu di lautan dan segera lari kembali ke daratan.

FADE OUT:

5. EXT. LAUTAN – DAY

CAST: SURA

Ikan hiu Sura sedang berfikir untuk merencanakan balas dendam kepada Baya. Sura berencana mencari mangsa di daratan yang menjadi wilayah Buaya. Suara berenang keatas menuju permukaan laut.

NARATOR

(VO)

Masih kesal denan sikap buaya, sura berniat

untuk balas dendam dengan cara berburu di

daratan.

6. EXT. DARATAN – DAY

CAST: SURA, BAYA

Terlihat ikan hiu Sura, mengendap-endap untuk memangsa seekor tupai yang ada di tepi laut. Tupai tersebut menyadari dan berteriak sehingga membangunkan buaya yang sedang tertidur.

NARATOR

(VO)

Buaya yang sedang tertidur bangun karena

mendengar suara sura yang sedang berburu di

daratan.

BAYA

Hei.. Kenapa kau Disini Sura?

NARATOR

(VO)

Buaya bergegas mengejar sura yang berenang

kembali ke dasar laut.

BAYA

Jangan lari! Kemari Kau!

CUT TO:

7. EXT. TENGAH LAUT – DAY

CAST: SURA, BAYA

Sura berlari menuju tengah lautan dengan Baya yang tetap mengejar di belakangnya. Terjadi sebuah perdebatan di tengah laut antara keduanya.

NARATOR

(VO)

Sura dengan sengaja melanggar wilayah buaya,

sehingga membuat buaya menjadi sangat marah.

BAYA

Kenapa kamu berburu mangsaku di darat!

itu adalah wilayahku!

SURA

Kau dulu yang memakan ikan-ikan ku

dilaut kemarin!

BAYA

Hiyah, banyak alasan!

DISSOLVE TO:

8. EXT. DASAR LAUT – DAY

CAST: SURA, BAYA

Pada pertarungan tersebut ikan Sura menggigit ekor buaya hingga mau putus, buaya pun juga menggigit ekor suara hingga bengkok ke kanan.

NARATOR

(VO)

Pertikaian pun tidak terelakkan, mereka

berdua bertarung hingga membuat air lautan

memerah karena darah.

9. EXT. LAUTAN – NIGHT

Matahari mulai terbenam terlihat dari tengah laut yang merah karena darah dari perkelahian antara kedua hewan tersebut.

NARATOR

(VO)

Banyak orang percaya bahwa nama kota

Surabaya diambil dari kisah ikan hiu Sura

dan Buaya ini. Nasehat dari cerita ini

adalah, Perkelahian bukan jalan yang baik

untuk menyelesaikan permasalahan. Saling

menghargai antara satu dan yang lainnya

adalah hal yang utama. Karena berdamai jauh

lebih baik untuk menciptakan ketentraman.

END

b. Karakter Animasi

Pembuatan karakter sendiri meliputi 3d karakter yaitu aspek fisiologis, psikologis dan sosiologis. Ada 2 karakter utama yaitu Sura dan Baya. Sura merupakan seekor ikan hiu licik yang sangat berkuasa di kawasan laut. Sura digambarkan seperti ikan hiu pada umumnya dengan gigi tajam dan ada bekas luka pada badannya pertanda dia sangat sering bertarung. Sedangkan Baya merupakan buaya muara naif yang rakus dan inginmerebut daerah kekuasaan Sura. Baya digambarkan dengan buaya gendut yang polos namun tetap mempunyai jiwa petarung yang tangguh.

Karakter pendukung yaitu seekor tupai. Karakter tupai dipilih berdasarkan referensi penulis dari beberapa kanal youtube animasi yang membuat cerita serupa mengenau asal mula kota surabaya. Tupai disini hanya sebagai karakter pendukung antara dua karakter utama. Pada tahap ini karakter utama digambar dengan cara sketsa manual menggunakan alat tulis dengan berbagai gesture, ekspresi dan angle.

1. Karakter 1
Nama Karakter : Baya (Buaya)
Sifat : Rakus, Naif
Ekspresi Karakter
Gesture Karakter

2. Karakter 2



Nama Karakter : Sura (Ikan Hiu)
Sifat Karakter : Licik, Pendendam, Berkuasa
Ekspresi Karakter




Gesture Karakter


c. Story Board

Storyboard yang dibuat penulis dengan cara sketsa dikertas menggunakan pensil sehingga mendapat sebuah gambaran seperti apa nantinya hasil dari proyek film animasi yang dikerjakan ketika telah selesai.



PEMBAHASAN

1. Produksi

Pada tahap ini penulis menggunakan beberapa software untuk mendukung proses dalam pengerjaan proyek yaitu Adobe Animate CC 2020 untuk digitalisasi story board, dan Adobe Premiere CC 2018 sebagai software untuk compositing video, dan rendering. Adobe Animate CC 2020 merupakan software yang digunakan untuk membuat animasi 2 dimensi di komputer. Penulis menggunakan software ini agar dapat melakukan proses pembuatan properti, dan karakter, serta melakukan proses animasi sebelum dimasukkan ke Adobe Premiere CC 2018.

a. Proses Pembuatan dan Penganimasian Karakter

Proses ini penulis membuat beberapa karakter untuk keperluan karya. Penulis mendigitalisasi semua yang sudah digambar pada awal sketsa karakter pada saat pra produksi. dilajutkan dengan penganimasian karakter pada software Adobe Animate CC 2020.


b. Proses Pembuatan Background

Pada proses ini penulis membuat beberapa background untuk keperluan karya. Penulis mendigitalisasi semua yang sudah digambar pada awal sketsa karakter pada saat pra produksi.


2. Pasca Produksi

Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berat karena sudah matangnya proses pra produksi. Pada tahap ini penulis membuat laporan mengenai proses pembuatan karya untuk pertanggung jawaban dan salah satu syarat pengumpulan tugas. Pembuatan poster dan trailer juga dilakukan pada tahap ini.


PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pendahuluan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Telah dihasilkan sebuah film animasi “Asal Mula Kota Surabaya”

b. Pembuatan Film animasi 2D tentang sejarah kebudayaan di Palembang yang berjudul “Asal Mula Kota Surabaya” Sebagai media informasi untuk memperkenalkan tentang legenda/cerita rakyat di kota Surabaya.


c. Film Animasi 2D “Asal Mula Kota Surabaya” dibuat untuk meningkatkan kreatifitas generasi muda dan menambah pengetahuan serta kesadaran masyarakat umum.

Saran

Sebaiknya penulis juga mempelajari beberapa teknik dari berbagai sumber agar referensi pun semakin banyak. Disisi lain dosen pengampu juga lebih menjelaskan tugas lebih rinci lagi, karena pembelajaran online tergolong sulit diterima oleh mahasiswa, sehingga tugas bisa dikerjakan dengan hasil yang lebih maksimal.

Oleh Dimas Fajar


Daftar Pustaka

Ristina., Purnama, Bambang Eka. 2013. Pembuatan Film Animasi Rahasia Gatotkaca menggunakan Animasi 2 Dimensi. Surakarta: Seruni Vol. 2 No. 1 Maret 2013: 1-9.
Santi, Isma Trisna., Purnama, Bambang Eka. 2014. Pembuatan Film Ande-Ande Lumut Menggunakan Animasi 2 Dimensi pada Taman Kanak- Kanak(TK)Az-Zalfa Sidoharjo Pacitan.. ISSN: 2088-9330. Sidoharjo: Vol. 6 No.3 Agustus 2014: 45

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)